Menelusuri Jejak Seni dan Tradisi di Desa Batubulan Kangin

16 Desember 2025
Administrator
Dibaca 30 Kali
Menelusuri Jejak Seni dan Tradisi di Desa Batubulan Kangin

Batubulan Kangin adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali. Sering kali wisatawan hanya mengenal "Batubulan" secara umum sebagai pusat tarian Barong dan kerajinan batu padas. Namun, Desa Batubulan Kangin—yang merupakan hasil pemekaran dari desa induknya—memiliki pesona, sejarah, dan identitas uniknya sendiri yang tak kalah memikat.

Sejarah dan Asal-Usul

Secara etimologi, nama "Batubulan Kangin" menyiratkan posisinya yang berada di sebelah timur (kangin dalam Bahasa Bali berarti Timur). Desa ini resmi berdiri sebagai desa dinas yang mandiri pada tanggal 12 Juli 1986, sebagai hasil pemekaran dari Desa Batubulan.

Meskipun secara administratif telah berpisah, akar sejarahnya tidak bisa dilepaskan dari legenda Dewa Agung Kalesan, anak angkat Raja Badung yang menemukan "batu yang bersinar seperti bulan" di hutan wilayah ini, yang menjadi cikal bakal nama Batubulan. Jika Desa Batubulan (induk) dikenal sebagai gerbang masuk Kabupaten Gianyar dari arah Denpasar, Batubulan Kangin memegang peran penting sebagai penyangga budaya di sisi timurnya.

Struktur Wilayah dan Adat

Desa Batubulan Kangin memiliki struktur pemerintahan yang unik karena menaungi wilayah adat yang kental. Secara administratif dinas, desa ini terbagi menjadi 9 Banjar Dinas (Dusun), antara lain:

  1. Banjar Puseh

  2. Banjar Tangkeban

  3. Banjar Kenanga

  4. Banjar Tampad

  5. Banjar Budaireng

  6. Banjar Dlod Rurung

  7. Banjar Dajan Rurung

  8. Banjar Mula

  9. Banjar Batuaji 

Namun, secara Desa Adat (lembaga yang mengatur hukum adat dan agama), wilayah ini terbagi menjadi dua desa adat besar, yaitu:

  • Desa Adat Batuyang: Memiliki struktur Kahyangan Tiga (Pura Desa, Pura Puseh, Pura Dalem) sendiri dan sangat aktif dalam pengembangan ekonomi adat melalui BUPDA (Baga Utsaha Padruwen Desa Adat).

  • Desa Adat Batuaji: Juga memiliki otonomi adatnya sendiri dengan tradisi yang diwariskan turun-temurun.

Identitas Seni: Pusat Ukiran Kayu

Jika Batubulan "barat" terkenal dengan ukiran batu padas (paras), maka Batubulan Kangin memiliki reputasi tersendiri sebagai sentra ukiran kayu.

Para seniman di Batubulan Kangin dikenal piawai dalam memahat patung kayu dengan ciri khas yang unik. Salah satu keistimewaan pengrajin di sini adalah adaptasi gaya yang beragam, termasuk pengaruh Seni Budha dan Tiongkok. Tidak sulit menemukan bengkel kerja (workshop) di lorong-lorong desa yang memproduksi patung Dewi Kwan Im, Buddha, atau ornamen naga dengan detail yang sangat halus.

Kelompok pengrajin seni ukir, seperti kelompok "Anjatta", telah lama menjadi motor penggerak ekonomi kreatif di desa ini, menjaga warisan leluhur sekaligus memenuhi permintaan pasar ekspor.

Potensi Ekonomi dan Pariwisata

Selain seni ukir, denyut nadi ekonomi desa ini terlihat dari geliat pasar tradisionalnya. Keberadaan Pasar Buda Ireng dan inisiatif pasar senggol mini menjadi bukti kemandirian ekonomi warga.

Dari sisi pariwisata, Batubulan Kangin menawarkan suasana yang lebih tenang dibandingkan pusat keramaian turis. Wisatawan yang datang ke sini biasanya adalah mereka yang mencari:

  • Wisata Edukasi Kriya: Melihat langsung proses pembuatan patung kayu dari balok mentah hingga menjadi karya seni bernilai tinggi.

  • Wisata Spiritual: Mengunjungi pura-pura kuno di wilayah Desa Adat Batuyang dan Batuaji yang memiliki arsitektur klasik Bali yang megah.

Penutup

Desa Batubulan Kangin bukan sekadar "pecahan" dari Batubulan, melainkan sebuah entitas yang berdaya dengan kekayaan budayanya sendiri. Perpaduan antara ketaatan pada hukum adat, kreativitas seniman ukir kayu, dan semangat kemandirian ekonomi menjadikan desa ini salah satu permata tersembunyi di Kabupaten Gianyar yang layak untuk terus digali potensinya.